Integritas Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Tantangan Implementasi Pancasila di Era Globalisasi
Muhamad Gian Ikhsan, M.Pd
Globalisasi adalah sebuah proses kompleks yang melibatkan integrasi dan interkoneksi antar negara di dunia, di mana kejadian, keputusan, dan aktivitas di satu bagian dunia dapat memiliki konsekuensi signifikan di bagian lain. Para ahli seperti Martin Albrow melihatnya sebagai pembentukan komunitas dunia tunggal, sementara Peter Drucker menekankan pada penyebaran komunikasi global dan pasar uang global. Secara umum, globalisasi ditandai oleh meningkatnya ketergantungan sosial, ekonomi, dan budaya antar masyarakat global, yang dipercepat oleh kemajuan teknologi, komunikasi, dan transportasi.
Globalisasi membawa pengaruh besar dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik dari segi budaya, ekonomi, maupun teknologi. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis berbagai tantangan dalam mengimplementasikan Pancasila di era globalisasi serta menawarkan solusi yang relevan. Dengan pendekatan teoritis dan kajian literatur, pembahasan ini menekankan pentingnya Pancasila sebagai ideological filter yang mampu menjaga identitas bangsa di tengah arus global.
Pendahuluan
Era globalisasi ditandai dengan semakin terbukanya arus informasi, perdagangan, dan budaya antarnegara. Fenomena ini membawa dampak positif berupa kemajuan teknologi dan ekonomi, namun juga menghadirkan tantangan serius bagi bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara sekaligus ideologi bangsa memiliki peran sentral dalam menjaga identitas, persatuan, dan integritas nasional. Menurut Kaelan (2013), Pancasila merupakan sumber nilai, norma, dan moral yang harus diwujudkan dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, analisis mendalam mengenai tantangan implementasi Pancasila di era globalisasi menjadi sangat relevan untuk dikaji.
Kajian Teori
Beberapa teori dan pandangan pakar mendukung pentingnya implementasi Pancasila di era globalisasi:
Pembahasan Utama
1. Arus Budaya Asing dan Lunturnya Nilai Nasional
Globalisasi memudahkan masuknya budaya asing melalui media sosial, film, musik, dan gaya hidup. Hal ini berdampak pada lunturnya nilai gotong royong, sopan santun, dan rasa kebangsaan. Menurut Huntington (1996), jika tidak disaring dengan baik, globalisasi budaya dapat mengikis identitas lokal. Di Indonesia, fenomena ini terlihat dari semakin individualistiknya masyarakat dan menurunnya minat generasi muda terhadap budaya tradisional.
2. Tantangan Ekonomi Global dan Kesenjangan Sosial
Globalisasi ekonomi membawa peluang investasi, tetapi juga memunculkan ketimpangan. Sila ke-5 Pancasila, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, seringkali terhambat oleh praktik ekonomi liberal yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Amartya Sen (1999) menekankan bahwa pembangunan ekonomi yang tidak memperhatikan pembangunan manusia akan melahirkan kesenjangan sosial yang serius.
3. Disrupsi Teknologi dan Krisis Etika Digital
Internet dan media sosial membuka akses informasi tanpa batas. Namun, penyalahgunaan teknologi, hoaks, dan ujaran kebencian menjadi tantangan serius. Menurut Rheingold (2000), literasi digital menjadi kebutuhan penting dalam masyarakat modern. Dalam konteks Pancasila, sila ke-2 tentang Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menuntut adanya etika dalam berkomunikasi, termasuk di dunia maya.
4. Menurunnya Nasionalisme Generasi Muda
Generasi muda lebih akrab dengan budaya global dibanding dengan sejarah bangsanya sendiri. Menurut Soedjatmoko (1985), pendidikan nasional harus menanamkan kesadaran sejarah dan tanggung jawab sosial. Jika tidak, krisis identitas akan semakin meluas dan mengancam persatuan bangsa.
Solusi dan Strategi Implementasi Pancasila di Era Globalisasi
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain:
Kesimpulan
Tantangan implementasi Pancasila di era globalisasi mencakup aspek budaya, ekonomi, teknologi, dan nasionalisme. Namun demikian, Pancasila tetap relevan sebagai pedoman hidup bangsa. Dengan strategi yang tepat, Pancasila dapat terus menjadi filter ideologis untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia di tengah derasnya arus globalisasi.
Daftar Pustaka
Amartya Sen. (1999). Development as Freedom. New York: Oxford University Press.
Huntington, S. (1996). The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order. New York: Simon & Schuster.
Kaelan. (2013). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Rheingold, H. (2000). The Virtual Community. MIT Press.
Soedjatmoko. (1985). Dimensi Manusia dalam Pembangunan. Jakarta: LP3ES.
Comments
Post a Comment